OLEH : KHATIJAH ARMY/SI5
1. Dampak Revolusi Hijau di Indonesia
Revolusi hijau merupakan kebijakan modernisasi pertanian. Revolusi ini bertujuan mengubah petani-petani gaya lama menjadi petani-petani gaya baru. Adanya Revolusi Hijau di Indonesia didorong oleh Revolusi Hijau dunia. Pasca perang dunia 1, banyak lahan pertanian Eropa yang hancur. Berdasarkan hal itu,banyak orang yang mencari cara untuk meningkatkan hasil pertanian. Salah satu pihak yang berusaha meningkatkan hasil pertanian adalah para pengusaha Amerika Serikat lewat Ford and Rockefeller Foundation.
Berkembangnya Revolusi Hijau dunia membuat pemerintah berusaha mengadopsi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara agraris,maka pengembangan pertanian sama dengan upaya mensejahterakan masyarakat.
Pengembangan pertanian dilakukan dengan cara intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian adalah upaya meningkatkan hasil pertanian dengan cara memaksimalkan area pertanian yang ada, sedangkan ekstensifikasi pertanian adalah upaya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas wilayah pertanian.
Perkembangan revolusi hijau yang semakin bertambah pesat, juga berpengaruh terhadap terhadap masyarakat Indonesia. Sebagian besar kondisi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu, pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal terswebut didasari oleh :
a. Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat.
b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah.
c. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.
Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan produksi pertanian dengan berbagai cara,baik melakukan usaha ekstensifikasi dan intensifikasi. Berbagai macam penelitian yang dilakukan di Indonesia bertujuan untuk mendapatkan varietas tanaman pertanian yang unggul yang sesuai dengan kondisi sosial alam Indonesia.
Sejak tahun 1950,pemerintah Indonesia berupaya untuk memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke daerah-daerah yang masih jarang penduduknya seperti ke Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya (sekarang Papua). Pemindahan penduduk ini masih tetap berlanjut sampai sekarang dan merupakan suatu upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,selain untuk meningkatkan produksi pertanian. Dengan menggunakan varietas-varietas unggul dan melaksanakan program transmigrasi, harapan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam peningkatan produksi pertanian semakin cerah. Penghasilan petani mulai mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, revolusi hijau sangat besar peran dan manfa'atnya dalam mencapai peningkatan hasil produksi pertanian.
Keberhasilan pelaksanaan revolusi hijau sangat menggembirakan kehidupan para petani. Para petani dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Daerah-daerah yang sebelumnya memproduksi hasil tanaman secara terbatas dan hanya untuk memenuhi kebutuhan minimum masyarakat ,kini dapat dapat menikmati hasil yang lebih baik berkat revolusi hijau. Kekurangan bahan pangan yang selama ini dialami telah berhasil diatasi. Bahkan ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi,semua sektor ekonomi dihantam krisis, tetapi sektor pertanian dapat bertahan dan menjadi pilar penyangga pertumbuhan ekonomi sehingga cukup banyak orang yang beralih ke sektor agribisnis.
2. Dampak Industrialisasi
Berkembanngnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong berbagai macam perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan Industri yang pada awalnya menggunakan alat-alat manual,berubah menjadi alat-alat modern. Adapun kegiatan industri yang berkembang pada masa orde baru adalah sebagai berikut.
a. Industri Pertanian
Merupakan suatu kegiatan industri pertanian yang mengolah sumber daya alam hayati menjadi komoditas industri. Bentuk-bentuk industry pertanian yang berkembang pada masa Orde Baru diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Industri tanaman pangan dan holtikultura.
2) Industri hasil perkebunan
3) Industri hasil perikanan
4) Industri hasil hutan
5) Industri mesin dan peralatan pertanian
6) Industri pestisida
7) Industri pupuk
b. Industri Non Pertanian
Kondisi perekonomian Indonesia menjelang akhir dasawarsa tahun 1970-an masih sangat lemah. Untuk memperkuat perekonomian, maka pemerintah menyusun Peta Rangka Landasan Bidang Industri. Kebijakan ini, mulai tahun 1984 digunakan sebagai arah kebijakan pembangunan industri nasional.
Lahirnya kebijakan tersebut telah mendorong munculnya kegiatan-kegiatan industri, misalnya pabrik pengecoran dan peleburan logam di Jakarta dan Cilegon (Krakatau Steel), Industri perkapalan di Surabaya, serta Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) di Bandung.
Perkembangan industri ditandai oleh perubahan orientasi kerja pertanian menjadi sector-sektor industri. Selain hal itu, pola hidup mereka pun berubah ,menjadi masyarakat industri.
Penelitian-penelitian di sektor industri dilaksanakan dengan meneliti bahan baku industri, mutu teknologi industri, peralatan produksi serta diversifikasi dan pengayaan desain. Bentuk kebijakan lain yang sudah dijabarkan adalah pelaksanaan standardisasi industri. Pada hakikatnya,standardisasi industri merupakan suatu penyatuan dan penyerdehanaan terhadap standar produk secara nasional. Hal ini juga tidak terlepas dari kemampuan bangsa Indonesia di dalam menerapkan teknologi di bidang industri tersebut dan dapat dibuktikan dari hasil produksi diantaranya mobil niaga,berbagai peralatan mesin,pupuk, petrokimia, dan besi baja. Bahkan pembuatan sebagian peralatan pesawat terbang ,kapal laut, dan peralatan lepas pantai yang sudah dapat dibuat di Indonesia. Kebanyakan hasil produksi itu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kebutuhan ekspor. Sektor industri juga telah menyumbangkan devisa kepada Negara.
3. Dampak perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dimulai pada abad ke-15, yaitu ketika mesin cetak ditemukan. Hal ini terus berkembang ketika telegraf ditemukan oleh Samuel F.B. Morse tahun 1837, telepon oleh Thomas Alfa Edison tahun 1877, dan radio oleh Gugliermo Marconi tahun 1896. Revolusi teknologi informasi dan komunikasi terjadi pada abad ke-20, ketika komputer ditemukan. Hal tersebut semakin berkembang ketika transistor ditemukan tahun 1947 oleh John Bardeen,serta penemuan mikroprosesor tahun 1971.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi, maka peran media komunikasi massa juga tumbuh dengan cepat. Peran media massa adalah sebagai media pemberi informasi berupa pesan=pesan, ide-ide atau gagasan kepada massa. Selain peran itu, media massa juga berfungsi untuk melakukan pembinaan dan pendidikan massa serta mendidik cara berpikir masyarakat agar lebih kritis dalam memahami masalah dan keberadaannya.
Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia semakin berkembang dengan dibangunnya Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). Pembangunan satelit dimulai pada tahun 1975 sampai tahun 1976. Satelit pertama Indonesia itu diberi nama Satelit Palapa. Generasi pertama Satelit Palapa adalah Palapa A-1 yang diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976. Setelah itu, berturut-turut diluncurkan satelit-satelit sebagai berikut:
a. Palapa A-2 (Maret 1977)
b. Palapa B-1 ( Juni 1983)
c. Palapa B-2 ( Februari 1984)
d. Palapa B-2P ( Maret 1987)
e. Palapa B-2R (Maret 1990)
f. Palapa B-4 (Mei 1997)
g. Palapa C-1 ( Februari 1996)
h. Palapa C-2 (Mei 1996)
Salah satu media komunikasi yang berkembang di Indonesia adalah televisi. Stasiun Televisi Pertama di Indonesia adalah Televisi Republik Indonesia ( TVRI) yang dibuka tanggal 24 Agustus 1962 oleh Presiden Soekarno. Kemunculan stasiun TV selanjutnya terjadi pada 24 Agustus 1989 dengan munculnya Rajawali Citra Televisi Indonesia ( RCTI), selanjutnya SCTV pada 24 Agustus 1990,TPI pada 23 Januari 1991, Anteve pada 1 Maret 1993, dan Indosiar pada 11 Januari 1995.
Perkembangan media komunikasi pada Zaman Orde Baru ternyata tidak diiringi oleh adanya kebebasan pers. Banyak media yang dibatasi kebebasannya dalam memberitakan kepada masyarakat. Kuatnya peran pemerintah dalam dunia komunikasi membuat masyarakat tidak mengetahui banyak tentang perkembangan kondisi Negara maupun dunia Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arif,Muhamad,Padji Mangunsudarmo.2010.Sejarah Bilingual untuk SMA Kelas XII. Bandung: YramaWidya
Badrika, Iwayan.2006.Sejarah Untuk SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga
No comments:
Post a Comment