gerakan muhammadiyah


Ayu Aryanti/A/SIV
            Pergerakan nasional tidak selalu dilancarkan melalui bidang politik. Walaupun pada dasarnya pergerakan dalam bidang politik yang paling dominan tetapi bukan berarti pergerakan di bidang lain tidak berperan. Seperti yang ditempuh oleh gerakan Muhmmadiyah, bahwa gerakan ini tidak mau ikut dalam pergerakan di bidang politik, melainkan menempuh bidang pendidikan yang berjiwa Islam. [1]
Gerakan muhammadiyah secara resmi berdiri pada 18 nopember 1912 atau bertepatan dengan 18 zulhijjah 1330 H di Yogyakarta. Sebenarnya idée untuk mendirikan muhammadiyah itu telah lama ada. Cita-cita untuk mengadakan pembaharuan Islam, telah di mulai sejak tahun 1316 atau 1896 M yaitu mengenai pembetulan Qiblat dari langgar-langgar dan mesjid di Yogyakarta yang di pelopori oleh K.H Ahmad Dahlan. Pada tanggal 20 Desember 1912 yaitu sesudah Muhmmadiyah berdiri dengan resmi, maka K.H. Ahmad Dahlan mengajukan surat permintaan "rechhtpesoon" bagi Muhmmadiyah kepada Gubernur Jendral Belanda di Jakarta. Permintaan ini di kabulkan dengan surat ketetapan (government Besult No. 81 tangal 22 Agustus 1914). [2]
Pengakuan Muhmmadiyah sebagai badan hukum mula-mula haya berlaku di daerah Yogyakarta. Dilihat dari masa kelahirannya, maka Muhmmadiyah terhitung salah satu organnisasi Islam yang dilahirkan dalam masa kebangkitan nasional. Sebagai organisasi yang lahir dalam masa kebangkitan, membawa pula sifat-sifat sebagai perntis. Muhmmadiyah sebagai organisasi islam yang dilahirkan sebagai manifestasi daripada kehendak dan tuntutan jamannya. Jaman dimana kehidupan manusia mengalami kepudaran dan kesuraman. Demikian pula umat islam hiduo dalam alam kekolotan dan kebekuan. Dengan ini membuat Muhmmadiyah terpanggil untuk membebaskan umat islam dari alam fikiran dan alam perasaan yang diliputi oleh kebekuan da keklotan. Dengan kata lain Muhmmadiyah adalah organisasi islam yang hendak mengadakan reformasi dan modernisasi, menumbangkan segala sisa tradisionalisme dan konservatisme di kalangan masyarakat islam.
Adapun yang mendorong Muhmmadiyah berdiri ada beberapa sebab antara lain:
a.    Umat islam tidak memegang teguh tuntuna Al Qur'an dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid'ah dan khurafat. Akibatnya umat Islam tidak merupakan suatu golongan yang terhormat dlam masyarakat, demikian pula agama Isalm tidak memancarkan sinar kemurnian lagi.
b.   Ketiadaan persatuan dan kesatuab di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhueah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.
c.     Kegagalan dri sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodesir kader-kader Islam, karena tida lagi dapat memenuhi tuntutan jaman.
d.   Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaqlid buta serta berfikir secara dogmatis, kebudayaan umat Islam boleh dikatakan masih dihinggapi konservatif, formalisme dan tradisionalisme.
e.       Karena keinsafan akan bahaya yang mengancam kehidupan agama Isalm, akibat usaha missi dan zending Keristen yang giat pengaruhnya dikalangan rakyat Indonesia.
f.       Adanya tantangan dan sikap acuh tak acuh atau rasa kebencian dikalanngan intellegensi kita terhadap agama Islam.
g.   Ingin membentuk suatu masyarakat, dimana didalamnya benar-benar berlaku segala ajaran dan hukum-hukum Islam.[3]
Melihat keadaan umat Islam yang demikian itulah yang menyebabkan K.H Achmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan dan mengajak Umat Islam untuk kembali beribadah, bertauhid dan berakhlak sesuai dengan tuntuna Al Qur'an dan Sunnah Rasul.
Ketika Muhammadiyah belum diperkenankan membuka cabang dan rantingnya di lur daerah Yogyakarta, kepada masayrakat yang berada di luar Yogyakarta di anjurkan untuk mendirikan perkumpulan Muhammadiyah dengan nama lain. Sesuai dengan anjuran itu di Pekalongan berdiri Nurul Islam, di Makasar bernama Alminur, di Garut bernama Alhidayah, sedangkan di Sala berdiri perkumpulan yang bernama "Sidik Amanat Tabligh Fathonah" (SATF) yang hamper bersamaan waktunya dengan berdirinya Muhammadiyah di Yogyakarta. Dengan berdirinya perkumpulan-perkumpulan ini, K.H Ahmad Dahlan menganjurkan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam menurut kemampuan adapun beberapa nama yang mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yaitu sepperti: Ikhwanul-Muslimin, Taq wimuddin, Chaya Muda, Hambudi Suci, Khayatul-Qulub, Priya-Utama Dewan Islam, Tharatul-ulub, Tharatul-Ab, Ta'awanga alal birri. Ta'rifu bima kana, WalFajir, Wal-Asri, Jamiyatul Ummahat, Jamiyatul Muslimin. Syarihatul Mahtabi dan lain-lain yang akhirnya banyak yang bergabung menjadi Grup atau ranting.
 Karena banyak muhammadiyah yang ingin membuka cabangnya di luar Yogykarta, maka K.H Ahmad Dahlan  mengajuka permohonan izin untuk berdirinya muhammadiyah di luar yogyakarta. Maka perizinan itu di kabulkan dengan besluit dari pemerintahan hindia belanda no. 40 tanggal 16 agustus 1920.
Kemudian pada tanggal 7 Mei 1921 K.H Ahmad Dahlan mengusulkan lagi permohonan izin untuk kesempurnaan maksud dan tujuan persyerikatan Muhammadiyah serta ketegasan berdirinya cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Usul ini disutujui oleh Gubernemen denganbesluit No. 3 tanggal 2 September 1921. Dengan berdirinya Muhammadiyah tercatatlah dalam Sejarah bahwa gerakan ini adalah merupakan pelopor kebangunan islam indonesia. Sedangkan jika ditinjau dari segi nasional, maka Muhammadiyah pun terhitung pelopor pembangunan nasioanal juga. [4]
Sudah jelas bahwa Muhammadiyah berakar pada masyarakat dari lapisan bawah sampai lapisan atas yang berada di seluruh plosok tanah air di kotaa mapun di desa. Cara mengikis penjajahan Belanda dilakukan dengan meningkatkan kecerdasan dan kesadaran rakyat melalui segala macam usaha. Muhammadiyah tidak hanya dikenal di Indonesia saja, akan tetapi juga terkenal  di luar Negeri. Banyak para sarjana maupun orientalis yang tertari kepada Muhammadiyah dan tidak sedikit pula di antara mereka yang sengaja mempelajari gerakan Muhammadiyah secara mendalam.
Notes:
[1] Sudiyo.2002.pergerakannasional.rinekacipta.jakarta Hal 48
[2] Bambang Suwordo dkk.1976.Sejarah daerah istimewa Yogyakarta.Departemen   Pendidikan dan Kebudayaan Penelitian Sejarah.Yogyakarta Hal 181-185
[4] http://organisasipergerakannasional.com

Sejarah Pendidikan di italia

Fitri Elna/sp
Nama Italia pada awalnya hanya di gunakan untuk sebagian kawasan yang kini dijuluki italia selatan (menurut Antiochus,dibagian selatan semanjung Brittium). Namun pada masa antiochus istilah Oenothria dan italia merupakan sinonim,dan nama itu juga digunakan untuk sebagian besar Lucania pula.Lama kelamaan orang yunani terbiasa mnyebut italia.untuk kawasan yang lebih luas tetapi baru pada masa penaklukan romawi istilah tersebut banar-banar meliputi seluruh semenenjung.
Italia dibagi atas 20 daerah (regioni,tunggal:regione) lima diantaranya mempunyai status otonomi khusus,ditandai dengan Abruzzo, Basilicata, calabria, campania, Emilia Romangna,Friuliveneziagiulia, Lazio, Liguria, lombardia, marche, molise, piemonte, puglia, Sardinia, Sisilia, toscana, trntino alto adige, umbria, valle d’asto, Veneto Semua daerah daerah menjadi dua propinsi kecuali valle d’asto.
Italia menganut sistem pendidikan berupa sekolah publik yang cangkupannya sangatlah luas dimana sistem pendidikanya dinegara ini sudah berlangsung sejak 1856,ketika legge casati mengamanatkan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama penyatuan italia,terjadi di tahun 1861.undang-undang yang dibuat Casati merupakan undang-undang yang merupakan pendidikan dasar dengan tujuan untuk mengurangi buta huruf yang ada di negeri italia,undang-undang ini memberikan kontrol pendidikan dasar ke satu kota dari pendidikan menengah ke regioni,(negara),dan perguruan tinggi yang di kelola oleh Negara,seiring berjalanya waktu,undang-undang yang mengatur tentang pendidikan terus dikaji hingga akhirnya Italia memiliki suatu sistem yang digunakan oleh semua anak ,dasar pendidikan di Italia mencangkup semua tahapan pendidikan yaitu mulai dari sekedar menitipkan bayi untuk pra dasar,pendidikan dasar,pendidikan menengah,hingga pendidikan yang bertaraf internasional.[1]
Kurikulum Yang mereka guna kan telah disahkan dalam undang-undang.saat ini sistem pendidikan sekolah yang ada di italia yaitu:   
1.TK/Pra –sekolah,scuola Materna(3-5 tahun)
Pendidikan pra scuola ini garatis disediakan oleh pemerintah kecuali sekolah ayng dikelola oleh swasta.
2.Sekolah dasar,Scoula Primer(6-10 tahun)
Semua anak yang berusia  6 tahun pada 31 desember boleh mendaftar dan masuk Sekolah Dasar.
Pendidikan yang diajarka berdasarkan kurikulum antaralain: membaca menulis metematika geografi italia bahasa inggris ilmu penetahuan (sains) musik komputer agama(pilihan)dan studi sosial.dan anak anak sekolah selam 5 tahun.dan setiap kolah daya tampung antara 10-25 siswa.
3.Sekolah menengah atas,scoula Media(11-14 tahun)
Sekolah menengah atas diwajibkan diikuti oleh semua anak yang telah berusia 11-14 tahun.kurikulum yang diajarkan kurikulum nasional yang dimanatkan oleh departement pendidikan publik.siswa mengikuti pendidikan kelas 30 jam per minggu,dan ada pula penambahan kelas (sore hari) bisa dibiayai oleh anggaran sekolah,seperti kelas komputer,bahasa asing,olahraga,musik,dan klub catur,Setiap semesternya  siswa mengikuti ujian tertulis matematika (sains) dan bahasa asing dan ujian lisan pun dilakukan untuk semua mata pelajaran,kecuali agama jika individu berkebutuhan khusus dan siswa yang berhasil adalah mereka telah memperoleh ijazah sekolah menengah
      4.Sekolah menengah atas,scoula Superiore(15-19 tahun)
 Sekolah menengah atas wajib diikuti oleh semua anak yang telah berusia14-19             tahun sekolah menengah atas ditempuh antara tiga sampai dengan lima tahun    kehadiran.soswa wajub mengikuti dua tahun  di kelas umum lalu dilanjutkan  dengan satu npilihan kelas di tahun ketiga,siswa harus memilih program studi yang mereka inginkan untuk dipelajari tergantung  universitas apa yang diminatinya nantinya sehingga sekolah membantu menjuruskan siswa tersebut.sekolah menengah atas yaitu  sekolah yang lebih bersifat akademis ,dan instituto yang pada dasarnya adalah sebuah sekolah kejuruan.diitalia setiap kabupaten memiliki sekolah klasikal,yaitu sebuah sekolah yang ilmu pengetahuan dan teknis atau sekolah kejuruan sesuai dengan karakteristik siswa.
     5.pendidikan tinggi,Universita (19 tahun dan seterusnya)
Universitas yang ada diitalia tersedia untuk semua siswa jika mereka telah menyelesaikan lima tahun dari sekolah menengah dan menerima ijazah sekolah menengah atas.selain itu juga sangatlah memungkinkan bagi siswa yang ingin menjadi mahasiswa bila dirinya telah menyelesaikan sekolah kejuruan.dalam rangka mendapatkan ijazah sekolah menengah atas,siswa harus mengikuti ujian dan lulus ujian baik secara tertulis maupun lisan,mereka akan diminta untuk membuat asatu karangka (esai) yang tertulis yang kedua yang berhubungan dengan sastra sejarah,ilmu pengetahuan ataupun masyarakat,tertulis yang keduanya berupa penelitian yang berhubungan dengan spesialiasasi mencakup pertanyaan mengenai isu-isu  kontemporer dan siswa diminta tes tertulis yang ketiga adalah ujian yang lebih umum dan mencakup dengan mengunakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari,jika mereka lulus maka mereka berhak mendapatkan ijazah sekolah menengah atas dan dapat melanjutkan keuniversitas dengan menunjukan ijazah mereka tersebut,mereka yang melanjutkan keuniversitas akan mengenyam pendidikan selama 4 tahun sampai 6tahun.pendidikan tinggi diitali didasarkan pada sistem yang ada di perguruan tinggi tersebut otonomi dan kebebasan akademik tidak hanya melekat pada lembaga tersebut tetapi terjamin dalam undang-undang.
Italia memiliki 4 jenis lembega pendidikan tinggi yaitu:
a.       42 universitas negeri
b.      6 perguruan tinggi swasta
c.       3 universitas teknik
d.      12 Lembaga pendidikan tinggi dengan status khusus pemerintah italia.
Pemerintah itali pun melekukan investasi secara besar-besaran dengan meningkatkan penyediaan layanan multimedia,laboratorium bahasa ,dan pelajaran jarak jauh ditingkat pendidikan tinggi.Universitas-universitas besar terletak di kota-kota besar yang ada di italia,[2]
Pendidikan khusus di Italia
Italia memiliki kebijakan pendidikan inklusif sejak tahun 1970-an  dengan anak-anak cacat yang dididik di sekolah umum,tambahanya dukungan yang diberikan kepada sekolah-sekolah umum tersebut adalah bentuk guru kelas yang memiliki kompetensi  untuk mendampingi anak-anak cacat tersebut,sehingga mereka mendapatkan pendidikan di kelas penuh yang berisikan 20-25 anak normal diperkenalkan dengan anak-anak penyandang cacat,dan anak yang penyandang cacat tersebut mendapatkan hak yang sama  dengan anak-anak yang lainya,selain itu guna mengoptimalkan pencapaian pendidikan pada anak-anak berkebutuhan khusus di masing-masing kelas memiliki kebutuhan khusus,akan tetapi semua guru yang ada di sekolah pun mendampingi mereka secara khusus,dan dukungan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus pun sangatlah penuh,tidak hanya guru yang mendampingi anak-anak yang berkebutuhan khusus,akan tetapi semua guru yang ada di sekolah pun memberikan perhatian khusus dan pelayanan khusus kepada mereka,jika suatu sekolah memiliki 20 guru,maka guru tersebut akan menyediakan waktunya 20 jam per minggu dan memberikan layanan yang kepada anak berkebutuhan khusus tersebut.[3]
Pemerintah italia sendiri telah mewajibkan setiap anak yang ada di negaranya untuk bersekolah tanpa terkecuali para penyandang cacat fisik dan mental ataupun anak yang berkebutuhan khusus lainnya.pemerintah menetapkan suatu kurikulum yang melandasi pendidikan di setiap sekolah namun tetap memberikan kebebasan setiap  sekolah untuk menjalankan sekolah mereka sesuai dengan anak(individu) yang ada di sekolah tersebut.hukum yang mengatur anak-anak penyandang cacat(1992)secara garis besar menyatakan bahwa pendidikan diberikan pada para penyandang cacat mulai dari taman kanak-kanak, SD, dan sekolah menengah ,dan beberapa keles juga diadakan di pusat rehabilitas dan rumah sakit, sehingga bagi anak-anak kebutuhan khusus yang tidak bisa datang ke sekolah tetap dapat belajar dan memperoleh pendidikan seperti anak-anak normal lainnya. Kelas ini di atur oleh Direktorat pendidikan yang ada di tingkat Provibnsi yang berkoordinasi dengan layanan kesehatan serta pusat-pusat masyarakat dan swasta di bawah naungan Depertemen Kesehatan dan Depertemen Tenaga Kerja. Pemerintah menyewa guru untuk mendampi anak berkebutuhan Khusus tersebut lalu di berikan pelatihan khusus dalam hal psikologi dan pedagogi yang terkait. Guru dengan mandat khusus tersebut tersebut menjadi guru ( inseknanti di sostegno) di sekolah setempat kelompok ( Circolo Didattici) dan bertugas memberikan pembelajaran hingga anak berkebutuhan khusus dan siap masuk ke sekolah formal sesuai dengan tingkat pencapaian masing-masing anak.
Selain itu anak-anak berkebutuhan khusus di pelihara dan sangat di perhatikan oleh negara walaupun fasilitas yang ada di negara tersebut belum lengkap. Akan tetapi banyak orang di Italia akan bersedia membantu individu berkebutuhan khusus secara suka rela dan spontan.
Pemerintah italia membebaskan biaya gratis untuk semua anak hingga akhir pendidikan sekolah dasar, semua anak yang ada diitalia wajib bersekolah hingga usia mereka 16 tahun.Departement pendidikan (Ministero dellUniversista)bertanggung jawab untuk administrasi sekolah negeri di diitalia.
Masa wajib belajar berlangsung selama 9 tahun dan terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah di semua daerah.tahun ajaran diitali biasanya berjalan dari pertengahan september sampai akhir juni.untuk jam sekolah berfariasi antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya ,bisa 5 jam,6jam,setengah hari,bahkan sehari penuh.sedangkan anak-anak balita diitalia dijaga dengan berbagai cara antara lain dengan penitipan anak dengan fasilitas kesehatan yang lengkap,namun tidak semua anak diwajibkan untuk dititipkan ditempat penitipan tersebut,dan biasanya penitipan ini hanya dilakukan oleh orang tua yang sibuk bekerja.contoh penitipan anak d iitali yaitu:Asile nido.[4]


Notes:
[2] Mardiri Abadi. Negara dan Bangsa Jilid 6. PT. Ikrar Jakarta.2002



Sejarah Perkembangan Pendidikan di Italia


RINALDI AFRIADI SIREGAR / SP
Italia menganut sistem pendidikan berupa sekolah publik yang cakupannya sangatlah luas dimana sistem pendidikan di negara ini sudah berlangsung sejak 1859, ketika Legge Casati (Casati UU) mengamanatkan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama (Penyatuan Italia, terjadi di tahun 1861). Undang–undang yang dibuat Casati merupakan undang-undang yang mewajibkan pendidikan dasar dengan tujuan untuk mengurangi buta huruf yang ada di negeri Italia.
Undang-undang ini memberikan kontrol pendidikan dasar ke satu kota, dari pendidikan menengah ke regioni (negara) dan perguruan tinggi yang dikelola oleh negara. Bahkan dengan Undang-Undang Casati yang telah diberlakukan dengan mewajibkan siswa untuk mendapatkan pendidikan, tetap saja masih ada anak yang tidak dikirim sekolah oleh orangtuanya terutama di daerah pedesaaan bagian Selatan Italia.
Seiring berjalannya waktu, undang-undang yang mengatur tentang pendidikan terus dikaji hingga akhirnya Italia memiliki suatu sistem yang digunakan oleh semua anak. Dasar dari sistem pendidikan di Italia untuk anak-anak di sekolah diberi nama sistem Lombardia. Maksudnya, pendidikan di Italia mencakup semua tahapan pendidikan yaitu mulai dari sekedar menitipkan bayi untuk pra-dasar, pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan yang bertaraf Internasional. Kurikulum yang mereka gunakan  pun telah disyahkan dalam bentuk undang-undang. [1]
Saat ini sistem sekolah yang ada di Italia, yaitu :
1.      TK/Pra-sekolah, Scuola Materna (3 - 5 tahun)
2.      Sekolah Dasar, Scuola Primer (6 – 10 tahun)
3.      Sekolah Menengah, Scuola Media (11 – 14 tahun)
4.      Sekolah Menengah Atas, Scuola Superiore, liceo (15 – 19 tahun)
5.      Pendidikan Tinggi, Universita  (19 tahun dan seterusnya)
Pemerintah Italia membebaskan biaya (gratis) untuk semua anak hingga akhir pendidikan dasar. Selain itu, semua anak yang ada di Italia wajib bersekolah hingga usia mereka 16 tahun. Departemen Pendidikan, Penelitian dan Perguruan Tinggi (Ministero dell'Universita'e della Ricerca) bertanggung jawab untuk administrasi sekolah negeri di Italia.
Masa wajib belajar berlangsung selama Sembilan tahun dan terdiri dari sekolah dasar dan sekolah menengah di semua daerah. Tahun ajaran di Italia biasanya berjalan dari pertengahan September sampai akhir Juni. Untuk jam sekolah bervariasi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, bisa 5 jam, 6 jam, setengah hari, bahkan satu hari penuh.
Anak-anak balita di Italia dijaga dengan berbagai cara, antara lain dengan childminders, dititipkan di kelompok bermain, ataupun tempat penitipan anak dengan fasilitas yang lengkap. Pengelolaan fasilitas ini dilakukan dalam suatu organisasi, bisa oleh pemerintah ataupun swasta.
Tempat penitipan anak dengan fasilitas kesehatan yang lengkap diperuntukkan bagi anak-anak yang berusia 3 bulan sampai dengan 3 tahun. Komunitas ini disebut Asile nido. Tidak semua anak diwajibkan untuk dititipkan di tempat ini, biasanya orang tua yang sibuk bekerjalah yang menggunakan komunitas ini. Biaya untuk setiap anak bergantung pada pendapatan setiap orang tua yang menitipkan anaknya. Asile nido merupakan komunitas yang dimiliki oleh pemerintahan Italia yang telah memiliki reputasi yang sangat baik dan memiliki standar yang lebih tinggi daripada swasta. Asile nido memiliki jadwal makan dengan kandungan gizi pada menu yang telah diperhitungkan dan dikonsultasikan oleh ahli gizi yang diberikan kepada anak-anak yang dititipkan di tempat ini. Asile nido biasanya buka dari 09:00-16:00 namun fleksibel terhadap kemungkinan bagi orang tua yang bekerja melebihi jam tersebut.
Asile nido merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting di negara ini. Berawal dari usia dini, setiap anak diperhatikan kebutuhannya, baik dari segi gizi, kenyamanan, hingga pembelajaran yang kelak berguna bagi tumbuh kembang anak tersebut. [2]
Pendidikan Khusus di Italia
Italia telah memiliki kebijakan pendidikan inklusif sejak tahun 1970-an dengan anak-anak cacat yang dididik di sekolah-sekolah umum. Tambahan dukungan yang diberikan kepada sekolah-sekolah umum tersebut adalah dalam bentuk guru kelas yang memiliki kompetensi untuk mendampingi anak-anak (individu) berkebutuhan khusus.
Berbagai langkah-langkah legislatif telah berusaha dilakukan oleh pemerintah Italia untuk mencapai integrasi penuh dari anak-anak cacat tersebut, sehingga mereka mendapatkan pendidikan secara penuh di kelas yang berisikan anak-anak normal di setiap tingkatan yang ada di sekolah. Setiap kelas yang berisikan 20-25 anak normal diperkenalkan dengan satu anak penyandang cacat. Selanjutnya, anak yang menyandang kecacatan tersebut mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Selain itu, guna mengoptimalkan pencapaian pendidikan pada anak-anak yang memiliki kecacatan ataupun anak yang berkebutuhan khusus tersebut, maka sekolah menyediakan satu guru khusus yang telah memiliki potensi dalam menangani dan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus di masing-masing kelas yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Dukungan yang ditawarkan untuk anak-anak berkebutuhan khusus pun sangatlah penuh, tidak hanya guru yang mendampingi mereka secara khusus, akan tetapi semua guru yang ada di sekolah pun memberikan layanan kepada mereka, misalnya : jika suatu sekolah memiliki 20 guru, maka guru tersebut akan menyediakan waktunya hingga 20 jam per minggu dan memberikan layanan kepada anak berkebutuhan khusus tersebut.
Pemerintah Italia sendiri telah mewajibkan setiap anak yang ada di negara mereka untuk bersekolah, tanpa kecuali para penyandang cacat fisik dan mental, ataupun anak berkebutuhan khusus lainnya. Pemerintah menetapkan suatu kurikulum yang melandasi pendidikan di setiap sekolah, namun tetap memberikan kebebasan setiap sekolah untuk menjalankan sekolah mereka sesuai dengan anak (individu) yang ada di sekolah tersebut.
Hukum yang mengatur anak-anak penyandang cacat, (1992), secara garis besar menyatakan bahwa pendidikan diberikan kepada para penyandang cacat mulai dari taman kanak-kanak, SD, dan sekolah menengah. Beberapa kelas juga diadakan di pusat-pusat rehabilitasi dan rumah sakit sehingga bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak bisa datang ke sekolah, tetap dapat belajar dan memperoleh pendidikan seperti anak-anak normal lainnya. Kelas ini diatur oleh Direktorat Pendidikan yang ada di tingkat provinsi yang berkoordinasi dengan layanan kesehatan, serta pusat-pusat masyarakat dan swasta di bawah naungan Departemen Kesehatan dan Departemen Tenaga Kerja. Pemerintah menyewa guru untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut lalu diberikan pelatihan khusus dalam hal psikologi dan pedagogi yang terkait. Guru dengan mandat khusus tersebut menjadi guru (Insegnanti di Sostegno) di sekolah setempat kelompok (Circolo Didattici) dan bertugas memberikan pembelajaran hingga anak berkebutuhan khusus tersebut siap masuk ke sekolah formal sesuai dengan tingkat pencapaian masing-masing anak, seperti masuk ke sekolah dasar ataupun sekolah menengah di setiap sekolah. Guru-guru pendamping anak berkebutuhan khusus ini pun melakukan kerja sama dengan guru biasa dalam menyediakan dukungan kepada anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Selain itu, setiap anak berkebutuhan khusus dipelihara dan sangat diperhatikan oleh negara, walaupun fasilitas yang ada di negara tersebut belum lengkap benar. Akan tetapi, banyak orang di italia akan bersedia membantu individu berkebutuhan khusus secara sukarela dan spontan. [3]
Pengaruh Home Schooling terhadap Pendidikan Inklusi di Italia
Saya mengalami kesulitan dalam mencari sumber yang menjelaskan tentang home schooling yang ada di Italia. Tidak ditemukan satu situs resmi yang menjelaskan mengenai home schooling ini. Hal ini dikarenakan home schooling 'illegal' di negara ini. Padahal salah satu metode home schooling yang terkenal dan banyak digunakan oleh keluarga-keluarga di dunia berasal dari negara ini, yaitu Metode Montessori. Penemu dari Metode Montessori adalah Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dan psikolog yang berasal dari Italia. Beliau menemukan metode ini sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. [4]
Metode ini sangat terkenal karena digunakan untuk mendidik anak-anak berdasarkan pada teori perkembangan anak. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah. Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktek. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep. Sehingga, anak-anak yang belajar dengan metode ini memungkinkan untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan kelima inderanya secara optimal dimana proses belajar bagi mereka pada akhirnya adalah sebuah proses inovasi, penyelidikan, dan kegiatan yang mereka cintai, serta dikerjakan dengan sepenuh hati.
Menurut saya, kurangnya situs resmi yang menjelaskan tentang home schooling di Italia karena pemerintah Italia sendiri telah mewajibkan setiap anak yang telah berusia 3 tahun dan/atau lebih untuk mengenyam pendidikan di sekolah formal. Selain itu, pemerintah Italia pun membebaskan biaya untuk anak-anak tersebut dalam memperoleh pendidikan hingga mereka selesai sekolah dasar. Jadi, kalaupun ada home schooling di negara tersebut, terbatas pada kegiatan les/kursus-kursus guna menambah pengetahuan ataupun untuk mengasah bakat mereka, demikian halnya dengan anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu, home schooling di Italia relatif mahal. [5]
Pengaruh Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Khusus di Italia
Pendidikan multikultural merupakan ide, sebuah gerakan reformasi pendidikan dan proses (Bank, 1997). Sebagai gambaran, pendidikan multikultural berusaha untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua siswa, termasuk orang-orang dari berbagai ras, etnis, kelas sosial dan kelompok. Pendidikan multikultural mencoba untuk menciptakan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua siswa dengan mengubah total lingkungan sekolah sehingga akan mencerminkan keragaman budaya dan kelompok dalam masyarakat dan bangsa dalam kelas. Pendidikan multikultural merupakan sebuah proses karena tujuannya adalah cita-cita para guru dan administrator dalam upayanya mencapai pendidikan untuk semua.
Istilah multikulturalisme umumnya merujuk kepada diterapkannya suatu ideologi dari ras, budaya, dan etnis keragaman dalam demografis dari suatu tempat tertentu, biasanya pada skala sebuah organisasi seperti sekolah, bisnis, lingkungan, kota, dan bangsa. Beberapa negara yang memiliki budaya yang berbeda-beda/multikulturalisme memiliki tujuan untuk mengenali, mempertahankan dan merayakan perbedaan budaya atau identitas budayanya di dalam masyarakat untuk mempromosikan kohesi sosial. Dalam konteks ini, multikulturalisme merupakan bagian dari masyarakat yang membentang adil dengan status perbedaan budaya dan kelompok agama, dengan tidak ada satu budaya pun yang saling mendominasi. [6]
Sedangkan tujuan pendidikan multikultural yang berkaitan dengan pembelajaran (instructional goals) adalah untuk memperbaiki distorsi, stereotip, dan kesalahpahaman tentang kelompok etnik dalam buku teks dan media pembelajaran, memberikan berbagai strategi untuk mengarahkan perbedaan di depan orang, memberikan alat-alat konseptual untuk komunikasi antar budaya, mengembangkan keterampilan interpersonal, memberikan teknik-teknik evaluasi, membantu klarifikasi nilai, dan menjelaskan dinamika kultural.
Italia merupakan negara multikultur. Negara ini kaya budaya karena Italia memiliki daerah-daerah (provinsi) yang terbentang luas dari utara hingga ke selatan. Selain itu, banyak imigran baik legal maupun ilegal datang ke negara ini dengan tujuan untuk menetap, mencari pekerjaan ataupun bersekolah. Penyebaran imigran yang masuk ke Italia hampir merata di semua wilayah di Italia.
Hal ini dikarenakan posisi geografis Italia yang memiliki kontak langsung dengan budaya dan etnis utama kawasan Eropa lama (neo-Latin, Jerman, dan warga negara Slavia-daerah Balkan) dan juga melalui negara-negara di Afrika Utara dengan Dunia Arab. Akibatnya, sementara orang-orang yang awalnya sekedar singgah di Italia, lama-kelamaan akan memutuskan untuk menetap di negara ini.
Semakin banyak imigran/pendatang yang masuk ke Italia, semakin memperkaya budaya negara ini. Pemerintah Negara Italia pun telah mengatur dalam keanekaragaman ini dalam suatu undang-udang. Pemerintah menganjurkan kepada keluarga-keluarga pendatang atau keluarga yang memiliki kewarganegaraan asing yang memiliki anak usia sekolah untuk dimasukkan ke sekolah-sekolah yang ada di Italia. Anak-anak ini akan diajarkan bahasa Italia sebagai bahasa kedua mereka. Bila anak-anak tersebut masih mengalami kesulitan bahasa, maka akan didampingi oleh satu guru yang memahami bahasa mereka, sehingga mereka tetap dapat menerima pelajaran sama seperti anak-anak yang berkebangsaan Italia (pribumi). Keberagaman yang dimiliki oleh Negara Italia ini bukan merupakan hambatan melainkan merupakan kekuatan mereka dalam menarik minat individu-individu dari negara lain untuk mempelajari kebudayaan mereka.
Hal yang sama pun terjadi pada individu-individu berkebutuhan khusus, dengan kekhususan setiap anak dan asal daerah anak tersebut yang berbeda-beda, maka akan disatukan dalam suatu sistem pendidikan formal yaitu sekolah dimana setiap anak memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.
NOTES :
[1] Sekilas Pendidikan di Italia _ Sekolah Bintang Bangsaku.html
[2] http://www.childrencrossingborders.org/italy.html
[3] Psikologi Pendidikan, Penulis : Mahani Razali, Ramlah Jantan & Shahabudin Hashim. Hal : 255.
[4] Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, Penulis : Michael H. Hart. Hal :  443.
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Legality_of_Homeschooling
[6] Pendidikan Multikultural, Penulis : Choirul Mahfud, Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.