SEJARAH BERDIRINYA KABUPATEN ROKAN HULU

ANNA FASIRI BR.NASUTION/SR/15A

Kabupaten Rokan Hulu (ROHUL) merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau dengan ibu kotanya terletak di Pasir Pangaraian. Berdasarkan Permendagri No.66 Tahun 2011, Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah sebesar 7.588,13 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 513.500 jiwa. Secara administratif, kabupaten ini memiliki 16 daerah kecamatan, 7 daerah kelurahan dan 149 daerah desa. Kabupaten Rokan Hulu dikenal dengan sebutan  "NEGERI SERIBU SULUK". Kabupaten Rokan Hulu  terletak pada garis lintang 00°25'20-010°25'41 LU 1000°02'56-1000°56'59 BT.
Pada sekitar awal tahun 1900-an seorang peneliti berkebangsaan jerman Max Moszkowski pernah malakukan ekspedisi ke hulu sungai tapung dan sungai rokan atas bantuan dan rekomendasi pemerintah belanda, dia mencatat beberapa hal tentang alam dan kebudayaan masyarakat yang ditemuinya, sempat menyebut tentang raja IV koto, kepenuhan, rambah dan tambusai, bahkan mengambil foto yang di pertuan sakti raja Ibrahim, raja rambah, dan raja kepenuhan  kemudian di terbitkan dalam bukunya yang berjudul Auf neuen Wegen Druch Sumatra (1909).
Rokan adalah nama sebuah sungai yang membelah Pulau Sumatera dibagian tengah, bermuara kebagian Utara Pulau tersebut (Selat Malaka). Daerah ini adalah kawasan Kerajaan Rokan Tua, diketahui keberadaannya abad ke-13, saat itu tercatat dalam "Negara Kertagama" karangan Prapanca, yang ditulis pada tahun 1364 M.
Sampai saat ini nama Rokan juga tetap eksis sebagaimana yang dapat dilihat dalam perkembangan kerajaan Rokan Tua itu sampai sekarang. Menurut Muchtar Lutfi, Wan Saleh dalam sejarah Riau, bahwa yang menjadi Raja Rokan abad ke-14-15 adalah keturunan dari Sultan Sidi saudara Sultan Sujak yang dijelaskan dalam buku Sulalatus Salatin, yang menyatakan bahwa raja Rokan itu anak Sultan Sidi saudara Sultan Sujak.
Berdirinya Kabupaten Rokan Hulu keberadaan wilayah ini tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Rokandi Rokan IV Koto pada abad ke-18.Dahulunya, daerah Rokan Hulu dikenal dengan nama Rantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu, karena merupakan daerah tempat perantauan suku Minangkabau yang ada di daerah Sumatera Barat. Rokan Hulu pada masa ini juga diistilahkan sebagai 'Teratak Air Hitam' yakni Rantau Timur Minangkabau di sekitar daerah Kampar sekarang. Hal ini mengakibatkan masyarakat Rokan Hulu saat ini memiliki adat istiadat serta logat bahasa yang masih termasuk ke dalam bagian rumpun budaya Minangkabau. Terutama sekali daerah Rao dan Pasaman dari wilayah Propinsi Sumatera Barat. Sementara di sekitar Rokan Hulu bagian sebelah Utara dan Barat Daya, terdapat penduduk asli yang memiliki kedekatan sejarah dan budaya dengan etnis Rumpun Batak di daerah Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara. Sejak abad yang lampau, suku-suku ini telah mengalami Melayunisasi dan umumnya mereka mengaku sebagai suku Melayu.
Sejarah Kabupaten Rokan Hulu Zaman Penjajahan Belanda
Sebelum kemerdekaan yakni pada masa penjajahan Belanda, wilayah Rokan Hulu terbagi atas dua daerah: 
  •  Wilayah Rokan Kanan yang terdiri dari Kerajaan Tambusai, Kerajaan Rambah dan Kerajaan Kepenuhan.
  • Wilayah Rokan Kiri yang terdiri dari Kerajaan Rokan IV Koto, Kerajaan Kunto Darussalam serta beberapa kampung dari Kerajaan Siak (Kewalian negeri Tandun dan kewalian Kabun)
Kerajaan-kerajaan di atas sekarang dikenal dengan sebutan Lima Lukah. Kerajaan-kerajaan tersebut dikendalikan oleh Kerapatan Ninik Mamak, sementara untuk penyelenggaraan pemerintahan di kampung-kampung diselenggarakan oleh Penghulu Adat. Sering dikenal dengan istilah 'Raja itu dikurung dan dikandangkan oleh Ninik Mamak'. Pada tahun 1905, kerajaan-kerajaan di atas mengikat perjanjian dengan pihak Belanda. Diakuilah berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut sebagai landscape. Setiap peraturan yang dibuat kerajaan mendapat pengesahan dari pihak Belanda.Pada masa penjajahan Belanda tersebut, bermunculan tokoh-tokoh Islam yang anti dengan Belanda. Beberapa diantarnya yang cukup fenomenal dan dikenang oleh masyarakat Riau dan nasional adalah Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidinsyah, Tuanku Syekh Abdul Wahab Rokan dan sebagainya. Perjuangan para tokoh tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah seperti Benteng Tujuh Lapis yang merupakan benteng yang dibuat masyarakat Dalu-dalu atas perintah dari Tuanku Tambusai. Beberapa bukti sejarah lainnya adalah Kubu jua, Kubu manggis, Kubu joriang dan sebagainya. 
Sejarah  Kabupaten Rokan Hulu Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Belanda mengalami kekalahan dengan Jepang, Jepang pun berkuasa di Indonesia termasuk di daerah Rokan Hulu. Pada masa Jepang, pemerintahan berjalan sebagaimana biasanya. Akan tetapi setelah beberapa orang raja ditangkap oleh penjajah Jepang, maka pemerintahan dilanjutkan oleh seorang 'kuncho' yang diangkat langsung oleh pihak Jepang.
Sejarah Kabupaten Rokan Hulu Zaman Pasca Kemerdekaan RI
Setelah kemerdekaan, daerah-daerah yang dijadikan landscape oleh Belanda dan Jepang tersebut dijadikan sebagai satu daerah Kecamatan. Sebelum menguatnya isu pemekaran daerah di Indonesia pada tahun 1999, Rokan Hulu tergabung dalam Kabupaten Kampar, Riau. Kabupaten Rokan Hulu resmi didirikan pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003.
Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari 16 kecamatan, yaitu sebagai berikut :
  • Kecamatan Bangun Purba
  • Kecamatan Kabun
  • Kecamatan Kepenuhan
  • Kecamatan Kunto Darussalam
  • Kecamatan Rambah
  • Kecamatan Rambah Hilir
  • Kecamatan Rambah Samo
  • Kecamatan Rokan IV Koto
  • Kecamatan Tambusai
  • Kecamatan Tambusai Utara
  • Kecamatan Tandun
  • Kecamatan Ujungbatu
  • Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam
  • Kecamatan Bonai Darussalam
  • Kecamatan Kepenuhan Hulu
  • Kecamatan Pendalian
Rokan Hulu terdiri dari 5 kerajaan, yaitu :
·         Kerajaan Tambusai ibu negerinya Dalu-dalu,
·         Kerajaan Rambah  ibu negerinya Pasirpengarayan,
·         Kerajaan Kepenuhan ibu negerinya Kototongah,
·         Kerajaan Rokan IV Koto, ibu negerinya Rokan,
·         Kerajaan Kuntodarussalam ibu negerinya Kotolamo.
Pada masa kolonial wilayah Rokan Hulu dibagi menjadi dua yaitu:
Wilayah Rokan Kanan terdiri dari 3 kerajaan
·         Kerajaan Tambusai
·         Kerajaan Rambah
·         Kerajaan Kepenuhan
Wilayah Rokan Kiri menjadi 2 kerajaan yaitu :
·         Kerajaan Rokan IV Koto
·         Kerajaan Kuntodarussalam dan ditambah kampung dari Kerajaan Siak yaitu Kewalian      Tandun dan Kabun.
    
     ARTI LAMBANG 
     Lambang Kabupaten Rokan Hulu berbentuk oval dan terdiri atas 8 (delapan) bagian, yaitu : 
1.        Payung bertangkaikan keris, memiliki makna semangat keberanian serta kemampuan untuk mencapai cita-cita Pembangunan.
2.         Keris teracung keatas melambangkan semangat untuk pencapaian tujuan akan prospek masa depan.
3.         Bintang, memiliki makna masyarakat Kabupaten Rokan Hulu berpegang teguh kepada ajaran agama.
2.        12 butir padi, 10 bunga kapas dan 9 gundukan bukit dengan 9 bayangan Nya, memiliki makna Kabupaten Rokan Hulu yang makmur, sejahtera dan bersahabat yang berdiri pada tanggal 12-10-1999.
3.         Benteng Tujuh Lapis, memiliki makna semangat juang masyarakat Kabupaten Rokan Hulu dalam membela marwah seperti perjuangan Tuanku Tambusai.
4.        Lingkaran, memiliki makna bahwa masyarakat yang terdiri dari berbagai suku diikat oleh tali persahabatan yang kokoh.
5.        Tiga buah sungai, memiliki makna gerak semangat pembangunan yang tak pernah surut.
6.        Pita Putih bertuliskan Kabupaten Rokan Hulu, memiliki makna kesucian hati dan tenggang rasa masyarakat
WARNA LAMBANG:
 Warna yang dipergunakan dalam Lambang Kabupaten Rokan Hulu yaitu :
1.       Warna Merah, melambangkan keberanian dalam memperjuangkan kebenaran. Warna Putih, melambangkan kesucian hati dan kejujuran.
2.      Warna Hijau, melambangkan kesejukan dan kedamaian.
3.       Warna Kuning, melambangkan kebesaran dan kejayaan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu.
4.       Warna Biru Muda, melambangkan kesegaran


DAFTAR PUSTAKA
M.Ag,Nurzena, kabupaten rokan hulu,pemerintah kabupaten rokan hulu, cetakan 2007
Syam Juanidi ,sejarah kerajaan lima luhak, dinas kebudayaan dan pariwisata kab.rohul, 2012
S.S, Sumardi, potensi rokan hulu,pariwisata rohul, 2007
Syam junaidi , cerita rakyat rohul, pemerintah kabupaten rohul,2013
Proof.Drs.suwardi MS, Drs.Kamaruddin,M.Si, Asril.M.Pd, Sejarah Lokal,PT. Sutra Benta Perkasa,2014
Hamidy.U.U, Khazanah, Sedari. Melongok 99 Kisah Mengabadi, Bahana Mahasiswa, Bahana Press, Juli 2013

1 comment:

  1. Terima kasih untuk penulis, dengan adanya postingan ini saya lebih banyak mengetahui tentang sejarah kampung halaman saya.

    ReplyDelete