KEBANGKITAN NASIONAL


WENNI SANTHONY/S/B

Diikuti teori W.J.S purwadinarti dalam kamusnya,maka arti dari pada santri ialah orang yang menuntut pelajaran islam(dengan berguru ketempat jauh seperti pesantren dan sebagainya). Tetapi kalau diikuti pengertian umum ,maka santriialah mereka yang memelajari agama islam baikyang pergi jauh mau dekat dengan niat hendak mengamalkn ilmunya dan hendak menyebarluaskannya. Hasil daripada ilmu yang dituntut itu dengan sendirinya mempengruhi perilaku sehari-hari nya. Karenayakin akan kebenaran guruny, mereka meniru tingkah laku gurunya. Ilmu yang diperoleh dari mereka artinya dari gurunya mereka jadikan dasar pola membentuk sikap ental dan watak mereka dalam hidup. Semua ini lantaran didasarioleh suatu niat suci dalam hidupnya, bahwa ilmu-ilmunya memang diyakini kebenarannya serta akan dipraktekan dalam amal sehari-hari. Oleh sebab itu barang siapa yang mempelajari islam sekedar untuk diketahui,baik karena tidak menyakini kebenaran islam maupun untuk tujuan yang merugikan islam dan umatnya,maka ia tidak layak disebut santri.

Prof.dr.ch. snouck hurgronje(1857-1936),ia seorang kristen menjadi penasehat pemerintah hindia belanda mengenai soal-soal agama islam. Walaupun pengetahuannya, tentang islam sangatbanyak, ia tidakbisa disebut seorang santri ketika sedang bertahun-tahun mempelajari agama islam. Pernah menjabat sabagai guru besar tentang islamologi pada universitas leiden. Celakanya ia pernah menyamar di makkah sebagai dokter mata dan tukang potret dengan memakai nama samaran Abdul Ghafur. Karena tugasnya untuk melumpuhkan kekuatan umat islam indonesia berhubung dengan perlawan umat ini terhadap kekuasaan belada dimana-mana,dan khususnya ketika belanda sangat kewalahn menghadapi perang aceh,dipenogoro,imam bonjol,maka kita sangat leberatan kalau Professor belanda ini digolongkan santri. Dia sendiripun tentunya tidak sudi disebut santri.
Jelaslahsantri adalah mereka yang belajar ilmu agama islam dengan niat untuk mngamalkan ilmunya yag mereka yakini kebenarannya 100 persen itu, bahkan hendak menyebarluaskanilmunya untuk tujuan membela dan memperkembangkan islam. Selama mereka belajar, tugas dan perhatian mereka cumalah belajar tentang segala seluk-beluk agama islam dan segala ilmunya. Hal itu sesuai dengan pesan dan nasehat orang tua mereka agar mereka cua belajar ilmuislam.
Oleh karena itu,para santri adalah anak rakyat,mereka jadi paham tentang arti rakyat. Paham benar tentang kebudayaan rakyat,tentang keseniannya,agamanya,jalanpikirannya,cara hiduonya,semnagat dan cita-citanya dan segala lika-liku kehiduoan rakyat.
Rakyat adalah kaum tani,pedagang kecil,tukang-tukang,serta mereka adalah bapak-bapaknya kaum santri. Rakyat hidupnya serb susah,mereka terbelenggu oleh rantai penjajahan,dan bernasib sebagai anak jajahan. Sebab itu para santri dan kyai sangat paham tentang arti hidup dalam penjajahan.
Indonesia pada tahun 1940-1942, bagaikan suatu kancah perjuangan yang sedang naikpasang gejolaknya. Rakyat menjadi semakin matang untuk memperjuangkan nasibnya agar lepas dari belenggu penjajajahan.
Dikalangan dunia-pemuda disekitar tahun 1942-an terdapat bermacam organisasi. Ada yang bersifat kepanduan seperti "kepanduan bangsa indonesia"."sarekat islam afdeling pandu"."pemuda gerindo"."gerakan pemandu ansor". Dengan lahirnya barisan ansor maka terjadulah sistem revolusi dikalangan pemuda jauh. Mereka yang selama hidup tak pernah memakai celana panjang, mendadak sontak tampil mengenakn celana panjang berkain sarung. Banyak terjadi hal hal yang lucu-lucu. Mereka masih malu-malu mengenakan celana panjang. Jika hendak pergi ketempat latihan, dari rumah sudah mengenakan celana tetapi diluarnya tetpi memkaikain sarung. Baru setelah tiba di tempat latihan,bila diliht sudah banyak teman-temannya yang bercelana dan mulai menanggalkan kain sarung dan celana sudah siap dikenakan. Dalam kursus-kursus maupun latihan dipergunakan bahasa pengantar,bahasa indonesia. Namun karena persatuan ini maka diselang-seling bahasa indonesia campur jawa-kromo. Bahkan tempat duduk pun mengalami revolusi. Mereka masih enggan diatas kursi,kebiasaan duduk diatas tikar. 
Zaman kebangkitan nasional menurut pandangan dari kota
Dalam bulan mei 1940 negeri belanda sudah dikuasai oleh Hitler. Kaum politisi tua dalam GAPI berada dalam kebingunan,apakah mereka akan terus mengajukan tntuan indonesia beparleen atau tidak. Akan tetapi pemberitaan daam koran-koran mengenai hal itu semakin menonjol. Maka dalam bulan november 1940 pemerintah kolonial belanda di hindia belanda membentuk komisi visman untuk menghadapi tuntuan GAPI itu. Komisi visman ini dibentukdalam rangka janji belanda akan mengadakan suatu konferensi kerajaan sesudah perang selesai dan diketuai oleh seorang anggota raad van indie bernama visman. Komisi inibertugas mengumpulkan dan mencatat segala keinginan kenegaraan dari berbagai golongan dan masyarakat indonesia.
Dalam satu pertemuan dengan komisi ini,abikusumo menjelaskan bahwa mengenai memorandum indonesia berparlemen sampai tanggal 14 februari 1941 telah diterima persetujuan lansung dari per orangan sejumlah 21.041 dan persetujuan dari 246 perkumpulan dan organisasi.  Dalam saat itu hubungan pemerintah kolonial dengan masyarakat semakin tegang. Disaat inilah rumah Muhammad Husni Thamrin digrebeg,digeledah dan diawasi oleh polisi rahasia belanda. Douwes Dekker dan Ratulangi ditangkap,yang pertama disingkirkan ke Sunriname. Pada tanggal 14 juni 1941 pemerintah belanda mengumumkan larangan kepada semua panitia Aksi Indonesia Beparlemen untuk mengdakan kursus-kursus, rapat-rapat tertutup oleh cabang GAPI.
Dlam kenyataannya tuntutan indonesia berparlemen baru diajukan pada bulan februari 1941. Sudah sangat terlambat. Momentumnya sudah tidak ada lagi, dan amat disayangkan bahwa harapan-harapan yang ada tidak ada dimanfaatka akibat dari sikap ragu-ragu dari kaum politik tua. Waktu memorandum GAPI itu diajukan kepada komisi visman pada tanggal 14 februari 1941, Muhammad Husni Thamrin sebagai arsitek utamanya telah meninggal sebulan sebelumnya. Dia meninggal dinia pada tanggal 11 januari 1941 sesudah lima hari dikenakan tahanan rumah oleh polisi rahaia belandasejak tanggal 6 januari 1941. Komisi visman mencatat memorandum itu tetpai tidak mau melakukan sesuatu dengan dalih bahwa pemerintah belanda sedang berada dalam pelarian ke London.
Kemudian waktu pecah perang pasifik dalam bulan desember 1941, sebagian besar kaum politisi muda , kira-kira 500 orang, ditangkap oleh belanda dan dimasukakkan ke tahanan di Garut. Diantara mereka ini termasuk sukarni,wikana dan asmara hadi. Pembersihan secara sistematis kaum politisi muda dan radikal dari GAPI oleh politisi rahasia belanda telah mengajukan memorandum kepada komisivisman itu hanya sebagai satu move politikyang tidak artinya sama sekali,akibat terlau lama nya diajukan. Pengalaman pahit seperti inilah yang mendorong kami mengambil putusan bahwa cepat bertindak adalah amat penting dalam masa yang genting dan dalam keadaan darurat. Keterlambatan pengajuan memorandum indonesia kepada komisivisman telah mengakibatkan rezim kolonial meneria tuntutan itu dengan sikap acuh tak acuh.
Pelajaran dari pengalaman pahit dalam sejarah politik tahun 1941 telh mendorong kami dala tahun 1945 untuk mendesak kaum politisi tua supaya memproklamsikan kemerdekaan dengan segera setelah jepang menyerah kalah pada tanggal 15 agustus 1945. Desakan itu semata-mata dilakukan karena kekhawatiran akan terjadi suatu perkembangan baru yang akan menyebabkan tertangguhnya kelahiran republik kita. Itulah tindakan yang cepat dari pemuda-pemuda radikal yang dipimpin oleh sukarni terhadap politik rasional dari pemimpin-pemimpin dibawah pipmpina soekarno. Soekarno-sukarni adalah dua nama erat kaitannya dalam sejarah proklamasi kemredekaan indonesia.[1]
KEBANGKITAN NASIONAL
Pada abad XX dipunggung politik internasinal terjadilah pergolakan kebangkitan dunia timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republic philiphina (1898), yang dipelopori joze rizal , kemenangan jepang atas rusia tsuni (1905), gerakan sunyat sen dengan republok cina nya. Partai kongres di india dengan tokoh tilak dan Gandhi , adapun diindonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berrbangsa yaitu kebangkitan nasional yang dipelopori oleh Dr.Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor gerakan nasional sehingga segerta setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan nasional itu antara lain: sarekat dagang islam(SDI),yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadikan gerakan politik dengan mengganti namanya menjadi sarekat islam(SI) pada tahun 1911 dibawah H.O.S Cokroaminoto.[2]
LATAR BELAKANG LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
Pendidikan dalam masyarakat Indonesia member kesempatan kepada kaum cerdik pandai untuk bergerak. Pemerintah membuka sekolah-sekolah dengan system pendidikan barat yang menghasilkan golongan cerdik pandai yang kemudia hari memegang peran penting dalam bidang politik. Mereka menyadari bahwa nasib nusa dan bangsa ini juga ditemukan oleh persatuan dan politik.
Pergerakan bangsa Indonesia melalui organisasi modern(politik) baru tumbuh mulai tahun 1908, yaitu saat didirikannya Budhi Utomo sebagai organisasi modern pertama di Indonesia. Hari berdirinya organisasi ini, yaitu pada tanggal 20 mei kemudian dianggap sebagai hari kebangkitan nasional . perjuangan yang dimulai sejak tahun 1908 tersebut mencapai penugasan pada Sumpah Pemuda tangal 28 oktober 1928. [3]
SUPRASTUKTUR POLITIK PADA MASA KEBANGKITAN NASIONAL
Didalam kehidupan sehari-hari suasana kehidupan politik rakyat dan suasan kehidupan politik pemerintah hanya dapat dibedakan , tetapi tidak dapat dipisahkan. Demikian juga antara infrastruktur politik dalam di kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dalam politik Negara.
Suprastruktur politik elit merupakan mesin politik resmi sebagai penggerak politik formal. Kehidupan politik pemerintah bersifat kompleks karena akan bersinggungan dengan lembaga – lembaga Negara yang ada ,fungsi,dan wewenang/kekuasaan antara lembaga satu dengan yang lainnya. Suasana ini pada umumnya diketahui dalam konstitusi atau undang-undang dasar atau peraturan perundang-undangan suatu Negara. [4]
PERKEMBANGAN PERS PADA MASA KEBANGKITAN NASIONAL
Masa pergerakan adalah masa saat bangsa Indonesia berada pada detik-detik penjajahan  belanda sampai masuknya jepang menggantikan belanda. Pers pada masa pergerakan tidak bisa dipisahkan dari kebangkitan nasional bangsa Indonesia melawan penjajahan. Setelah muncul pergerakan modern budi utomo tanggal 20 mei 1908 , surat kabar yang dikeluarkan orang indonesi banyak berfungi sebagai alat perjuangan. Pers saat itu merupakan trompet dari organisasi pergerakan orang Indonesia .
Surat kabar nasional menjadi semacam parlemen orang Indonesia yang terjajah. Pers menyuarakn kepedihan . penderitaan dan merupakan refleksi dari isi hati bangsa penjajah. [5]
Asal usul Kebangkitan Nasional
Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencSuwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander wasana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke negeri belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.[6]
Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama masa penjajahan. Dalam masa ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan. Kebangkitan nasional Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi sosial pertama di Indonesia, Budi Utomo. Tanggal kelahiran Budi Utomo dianggap sebagai mulainya kebangkitan nasional karena menggunakan
Keberadaan Budi Utomo tidak bisa dilepaskan dengan adanya politik etis dari pemerintah kolonial Belanda. Program Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) mampu mengatasi kekosongan kas Belanda. Orang Indonesia berjasa dalam pemulihan perekonomian negeri Belanda. Van Deventer berpendapat jika kebaikan budi harus dibayarkan kembali derngan peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu dari balas budi tersebut melalui edukasi atau pendidikan. Pemerintah Belanda membuat program politik etis khususnya dalam bidang edukasi. Adanya politik etis dalam bidang edukasi bermunculan kaum intelektual pribumi. Kaum intelektual inilah yang menjadikan adanya pembaharuan dalam mewujudkan cita-cita kebangsaan yang direalisasikan melalui bentuk pergerakan modern yang disebut sebagai pergerakan nasional.
II. Budi Utomo
Dalam penerapan politik etis terkandung di dalamnya usaha memajukan pengajaran dan pendidikan bagi generasi muda di Indonesia. Salah satu kendala dalam memajukan bidang pendidikan karena terbatasnya anggaran dana. Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi dr.Wahidin Sudirohusodo sehingga melakukan kegiatan menghimpun dana dengan melakukan propaganda berkeliling di Jawa tahun 1906.
dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917) merupakan pembangkit semangat organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. Pada tahun 1901 dr. Wahidin Sudirohusodo menjadi direktur majalah Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan untuk kalangan priyayi. Hal ini mencerminkan perhatian seorang priyayi terhadap masalah-masalah dan status golongan priyayi itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan Barat. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat Jawa melalui pendidikan barat. Beliau menghimpun beasiswa agar dapat memberikan pendidikan modern atau barat kepada golongan priyayi Jawa dengan mendirikan Studie Fonds atau Yayasan Beasiswa.
Ide dr. Wahidin Sudirohusodo selanjutnya menarik perhatian seorang mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA) bernama Sutomo. Akhirnya Sutomo mendirikan sebuah organisasi yang bernama Budi Utomo. Budi Utomo merupakan organisasi modern pertama kali di Indonesia yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Corak baru yang diperkenalkan Budi Utomo adalah kesadaran lokal yang diformulasikan dalam wadah organisasi modern dalam arti bahwa organisasi ini mempunyai pemimpin, ideologi yang jelas, dan anggota.
Namun tidak semua golongan priyayi mendukung berdirinya Budi Utomo tersebut. Hal ini disebabkan kaum priyayi birokrasi dari golongan ningrat atau aristikrat mengadakan reaksi jika gerakan tersebut mengancam kedudukan kaum aristokrasi yang menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin kepentingan mereka. Gerakan kaum terpelajar tersebut akan membawa perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elite birokrasi. Meskipun kaum intelektual pada masa awal pergerakan nasional didominasi kaum priyayi, namun Budi Utomo dapatmembahayakan kedudukan kaum feodal konservatif terkait status sosialnya.
Program utama dari Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena adanya aturan  yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Disamping itu, pemerintah Hindia Belanda sedang melaksanakan program edukasi dari politik ethis sehingga terdapat kesesuaian kedua program.  Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar STOVIA sebagai intinya dengan gerakan awal jangkauannya hanya terbatas pada Jawa dan Madura. Jangkauan wilayah yang terbatas ini, menjadikan Budi Utomo dianggap sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan, karena salah satu programnya berbunyi " de harmonische ontwikkeling van land en volk van Jawa en Madura"  (kemajuan yang harmonis bagi nusa Jawa dan Madura). Dengan demikian, mencerminkan kesatuan administrasi kedua pulau tersebut yang mencakup juga masyarakat Sunda yang kebudayaannya mempunyai kaitan dengan Jawa meski yang dipakai sebagai bahasa resmi organisasi adalah bahasa Melayu. Budi Utomo tidak langsung terjun dalam lapangan politik praktis karena dalaam rangka strategi dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu itu sehingga Budi Utomo lebih berorientasi kultural.
Pada tanggal 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan konggresnya yang pertama di Yogyakarta. Konggres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu ; Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, tehnik, industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sedangkan anggota-anggota Pengurus Besar pada umumnya pegawai pemerintahan atau mantan pegawai pemerintahan dengan pusat organisasi berada di Yogyakarta. Pengurus hasil konggres ini merupakan dewan pimpinan yang didominasi oleh para pejabat generasi tua yang mendukung pendidikan yang semakin luas dikalangan priyayi dan mendorong pengusaha Jawa.
Setelah cita-cita Budi Utomo mendapat dukungan semakin luas dikalangan cendekiawan Jawa maka para pelajar tersebut memberi kesempatan kepada golongan tua untuk memegang peranan yang lebih besar bagi gerakan ini. Ini dibuktikan dengan terpilihnya golongan tua sebagai pengurus dalam konggres Budi Utomo I di Yogyakarta. Ketua terpilih R.T Tirtokusumo, sebagai seorang bupati lebih memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial Belanda dibanding reaksi dari warga pribumi. Sebelumnya terjadi persaingan daalam konggres itu, disebabkan terdapat kelompok minoritas yang dipimpin dr.Cipto Mangunkusumo yang berusaha memperjuangan Budi Utomo berubah menjadi partai politik yang berjuang untuk mengangkat rakyast pada umumnya tidak terbatas hanya golongan priyayi dan kegiatannya meliputi seluruh Indonesiaa, tidak hanya Jawa dan Madura saja. Namun, pandangan dr. Cipto Mangunkusumo gagal mendapat dukungan bahkan pada tahun 1909, beliau mengundurkan diri dari Budi Utomo dan kemudian bergabung dengan Indische Partij.
Asas dan tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta penghidupan Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan dan kebudayaan. Selain tujuannya yang lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan atau secara samar-samar menyebutkan kemajuan bagi Bangsa Hindia dimana jangkuan geraknya terbatas pada Jawa dan Madura serta baru meluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, kelamin, dan agama. Jika dicermati dari pernyataan tersebut, maka secara tersirat nampak pada Budi Utomo yakni kehormatan Bangsa. Bangsa yang terhormat adalah Bangsa yang memiliki derajat yang sama dengan Bangsa lain. Karena Bangsa Indonesia pada waktu itu tidak terhormat karena dijajah Belanda.
Pada tahun 1928 Budi Utomo menambahkan suatu asas perjuangan yaitu "ikut berusaha melaksanakan cita-cita Bangsa Indonesia". Sungguh suatu langkah maju, karena waktu itu gelora persatuan telah berkumandang di udara pergerakan kita. Disitu nampak bahwa Budi Utomo sedang berusaha memperluas ruang geraknya. Tidak hanya menuju kehidupan harmonis bagi Jawa dan Madura tetapi lebih luas lagi yakni bagi persatuan Indonesia. Walaupun pada awalnya Budi Utomo tidak berperan sebagai organisasi politik, namun dalam perjalanannya Budi Utomo berubah haluan ke arah politik. Hal ini terbukti pada tahun 1915 Budi Utomo ikut aktif dalam "Inlandsche Militie" dan waktu Volksraad dibentuk. Budi Utomo juga tergabung dalam "Radicale Concentratic" yakni persatuan aliran-aliran yang dicap kiri dalam Volksraad. Hal tersebut berdampak dikuranginya anggaran pendidikan Budi Utomo secara drastis oleh pemerintah. Situasi ini berakibat terjadinya perpecahan antara golongan radikal dan moderat di Budi Utomo.
Pada tahun 1924, dr.Sutomo yang tidak puas dengan Budi Utomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah asas kebangsaan Jawa dari Budi Utomo sudah tidak relevan dengan perkembangan rasa kebangsaan yang menuju pada sifat nasional. Indonesische Studieclub pada perkembangannya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia.[7]
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei memiliki makna, arti, dan sejarah yang menggambarkan perjuangan bangsa dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional sendiri, dilakukan untuk mengenang Boedi Oetomo, salah satu organisasi pertama yang bercorak nasionalis di Indonesia. Boedi Oetomo atau dibaca Budi Utomo (BU) dalam ejaan baru, didirikan pada 20 Mei 1908.
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional tidak bisa dilepaskan dari pagi hari tanggal 20 Mei 1908. Ketika itu di sebuah ruang belajar STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen, Sekolah Pendidikan Dokter Hindia),  Soetomo di depan rekan-rekannya mengagas pendirian sebuah organisasi sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Ide Soetomo ini terinspirasi oleh dokter Wahidin Sudirohusodo, yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan bangsa.
Jika memaknai dari makna harafiahnya, kata budi dalam frasa Budi Utomo bermakna perangai atau tabiat. Sedangkan utomo berarti baik atau luhur. Jadi Budi Utomo dimaknai sebagai wadah untuk anggotanya mencapai sesuatu berdasar keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat. Pergerakan organisasi ini tentu lebih kompleks. Tujuan awal pendirian BU adalah, memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Ketika pertama kali berdiri, Budi Utomo belum menyasar ide nasionalisme untuk seluruh bangsa Indonesia.
Memang akan ada perdebatan tentang organisasi pertama yang benar-benar mengusung 'nasionalisme'. Namun, kelahiran Budi Utomo ini dijadikan patokan umum tentang kebangkitan nasional. Untuk pertama kalinya, ada gagasan untuk memisahkan kepentingan golongan, agama, atau suku, untuk merangkul masyarakat yang lebih kompleks. Sejak awal abad XX kemudian lahirlah berbagai organsisasi dan pergerakan, yang berkelanjutan dengan Sumpah Pemuda pada 1928, lantas proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945.
Tahun ini, dalam Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pada Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-107 Tahun 2015disampaikan tentang arti dan makna Kebangkitan Nasional. Harkitnas dimaknai sebagai masa bangkitnya semangat, nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran sebagai sebuah bangsa. Kebangkitan ini memicu upaya memajukan diri melalui gerakan organisasi modern yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan.[8]
Kebangkitan Nasional ialah masa dimana bangkitnya rasa & semangat persatuan, kesatuan, & nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan republik indonesia, yg sebelumnya tak pernah muncul selama penjajahan belanda & jepang.

Tokoh-tokoh Polopori Kebangkitan Nasional

  • Sutomo
  • Ir. Soekarno
  • Dr. Tjipto Mangunkusumo
  • Raden Mas Soewardi Soerjaningrat [EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara]
  • dr. Douwes Dekker
  • dll
Masa kebangkitan nasional ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo [20 Mei 1908] & ikrar Sumpah Pemuda [28 Oktober 1928]. Masa ini merupaken salah satu dampak politik etis yg mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.
Pada 1912 berdiri Partai Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam [Solo], KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah [Yogyakarta] & Dwijo Sewoyo & kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Sejarah dan Tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia, tahun 1905

Suwardi Suryaningrat yg tergabung dlm Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was [Seandainya aku orang Belanda], 20 Juli 1913 yg memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo & Suwardi Suryaningrat dihukum & diasingkan ke Banda & Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda.
Di Belanda Suwardi justru belajar ilmu pendidikan & dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda. Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi diawalai dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam. [9]
DAFTAR REFERENSI
Sejarah Indonesia sebelum dan sesudah revolusi
Pendidikan pancasila oleh Prof.Dr.kaelan M.S Fakultas Filsafat UGM edisi reformasi     2010
Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi oleh Elly M.Setiadi , Dra.M.Si
Pendidikan kewarganegaraan SMA kelas X
Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas XII


[1] Buku pemahaman sejarah Indonesia sebelum dan sesudah revolusi
[2] Buku pendidikan pancasila oleh Prof.Dr.kaelan M.S Fakultas Filsafat UGM edisi reformasi 2010
[3] Buku panduan pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi oleh Elly M.Setiadi , Dra.M.Si
[4] Buku pendidikan kewarganegaraan SMA kelas X
[5] Buku pendidikan kewarganegaraan untuk SMA/MA kelas XII

No comments:

Post a Comment