JATUHNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU

SRI OKTAVIANI/PIS

            Faktor-faktor yang menyebabkan pemerintahan Orde Baru harus mengakhiri kekuasaannya sama persis dengan factor-faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi.Secara substansial,berakhirnya pemerintahan Orde Baru lebih disebabkan oleh ketidak mampuan pemerintah dalm mengatasi berbagai persoalan bangsa dan negara.
            Sebab-sebab berakhirnya pemerintahan Orde Baru adalah terbatasnya kemempuan pemerintah dalam mengatasi persoalan bangsa dan Negara yang meliputi:
1.      Krisis Moneter.
Ketika krisis moneter melanda Negara-negara Asia Tenggara, maka Indonesia merupakan salah satu Negara yang paling lemah kemampuannya untuk mengatasi krisis itu.Ketidakmampuan Indonesia tersebut meliputi:
1.      Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika turun sampai titik terendah yaitu Rp 16.000 per dollar Amerika.
2.      Lembaga perbangkan menngalami keterpurukan sehingga beberapa bank nasional harus dilikuidasi.
3.      Harga barang-barang kebutuhan pokok meningkat sangat tinggi.
4.      Dunia investasi mengalami kelemahan.
5.      Daya beli masyarakat mengalami penurunan.

2.      Krisis Ekonomi.
Krisis moneter membawa dampak yang sangat besar terhadap krisis ekonomi.Krisis ekonomi ditandai oleh beberapa indicator.
1.      Lemahnya investasi sehingga dunia industry dan usaha mengalami keterpurukan akibat dari kekurangan modal.
2.      Produktivitas dunia industry mengalami penurunan
3.      Angka pengangguran sangat tinggi sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat menjadi sangat rendah.

3.  Krisis Politik
      Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu peduli terhadap system politik yang dibangun oleh pemerintahan Orde Baru. Namun dalam kenyataannya masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan politik yang dibangun pemerintahan Soeharto. Oleh karena itu,ketika harapan masyarakat tidak dapat terpenuhi,maka muncul beberapa tuntutan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib masyarakat kecil.
      Karena itulah terjadi krisis politik. Sementara, pemerintahan Orde Baru sendiri tidak mampu mengatasi krisis politik yang berkembang. Oleh karena itu, satu-satunya jawabannya adalah dengan menuntut Presiden Soeharto untuk mengudurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden yang dipandang sudah tidak mampu lagi menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik sehingga perlu diganti.
4. Krisis Sosial
      Demonstrasi-demonstrasi yang dipelopori para mahasiswa telah mendorong terjadinya krisis sosial. Kerusuhan, kekacauan, pembakaran, dan penjarahan merupakan fenomena yang terus terjadi di beberapa daerah. Di samping itu, banyaknya pengangguran dan pemutusan hubungan kerja telah menambah krisis sosial.
5. Kris Hukum
      Kekuasaan kehakiman yang merdeka dari kekuasaan pemerintah belum dapat direalisasikan. Bahkan dalam praktiknya, kekuasaan kehakiman menjadi pelayan kepentingan para penguasa dan kroni-kroninya. Memang harus diakui bahwa system peradilan pada masa Orde Baru tidak dapat dijadikan barometer untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Keadaan itulah yang menambah ketidak percayaan masyarakat tyerhadap pemerintahan Orde Baru.

Daftar Pustaka:
IPS SEJARAH untuk SMP/MTs  semester 2 kelas IX, oleh: MATRA, penerbit Media Pressindo

No comments:

Post a Comment